Jeddah – Antrian untuk berangkat ibadah Haji pada setiap negara cukup berbeda-beda, termasuk Indonesia.
Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Djumali mengatakan, jika antrian berangkat haji pada masing-masing negara relatif, bahkan ada yang harus menunggu panjang.
“Antrian berangkat haji Malaysia itu sampai 120 tahun. Kalau di Singapura mencapai 34 tahun,” kata Endang Djumali usai menghadiri pertemuan para Konsul Haji Negara ASEAN dan Sri Langka di Jeddah, Arab Saudi, Selasa 27 Agustus 2019
“Untuk Indonesia, kalau di rata-rata, lama antrian berangkat hajinya pada kisaran 20 tahun,” lanjut Endang.
Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) per hari ini mencatat, antrian haji paling pendek di Indonesia adalah 9 tahun, atau keberangkatan tahun 2028 pada tiga kabupaten, diantaranya, Landak (Kalbar), Buru Selatan (Maluku), dan Kepulauan Sula (Maluku Utara).
Sedangkan, untuk antrian terpanjang adalah 41 tahun atau keberangkatan tahun 2060 di Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Menurut Endang, Indonesia merupakan negara dengan kuota jemaah haji terbesar di dunia, yakni 231.000 jamaah.
Jemaah haji Indonesia terbagi sampai 529 kelompok terbang pada fase pemberangkatan ke Tanah Suci dan pemulangan ke Tanah Air. Rata-rata Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia (BPIH) pada kisaran USD 2500.
“Dalam penyelenggaraan ibadah haji 1440H, Indonesia melibatkan total 4.200 petugas,” jelasnya.
Kuota terbanyak kedua di antara negada-negara ASEAN adalah Malaysia. Tahun 1440H/2019M, Malaysia mendapat 33.000 kuota.
Menurut Endang, jemaah Malaysia diterbangkan ke Arab Saudi dengan 69 penerbangan. Total ada 700 petugas yang terlibat dan rata-rata BPIH Malaysia USD2.500.
Negara dengan urutan kuota ketiga terbesar di ASEAN adalah Thailand. Tahun ini, negeri Pagoda ini mendapat 8.500 kuota yang dibawa dalam 58 penerbangan.
BPIH Thailand sebesar 180.000THB atau sekitar 5 888USD. Total ada 130 petugas asal Thailand dan 50 petugas local yang dilibatkan dalam penyelenggaraan haji 1440H.
“Antrian di Thailanda sangat pendek, hanya 1 tahun,” jelas Endang.
Untuk Singapura, kata Endang, kuota haji tahun ini berjumlah 1.500, dibawa dengan 40 penerbangan. Jemaah Singapura harus membayar BPIH pada kisaran USD8.000-13.000. Adapun petugas yang terlibat tahun ini berjumlah 100 orang.
Brunei Darussalam menjadi negara ASEAN pada urutan jumlah kuota berikutnya, yaitu hanya 1.000. Jemaah Brunei cukup dibawa dengan 4 penerbangan ke Tanah Suci dan saat pulang. BPIH Brunei sebesar 4000USD dengan lama antrian 3 tahun.
“Brunei melibatkan 35 petugas dalam gelaran haji tahun ini,” ujar Endang.
Bagaimana dengan Sri Langka? Negara ini mendapat 4.000 kuota. Jemaahnya diterbangkan dengan 100 penerbangan. BPIH Sri Langka rata-rata 17000SAR. Pada musim haji tahun ini, Sri Langka melibatkan 150 petugas. “Antrian jemaah cukup pendek, hanya 1 tahun,” tandasnya.
Komentar