Jakarta – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melakukan sosialisasi kesehatan di seluruh sektor di Madinah yang ditujukan bagi perwakilan petugas, kloter, hingga ketua rombongan jamaah.
Hal itu dilakukan dalam rangka melakukan upaya menekan angka jamaah yang sakit, dan wafat.
“Ini upaya kami selaku petugas haji, baik TPIH, TPIHI maupun TKHI melakukan upaya mengawal jemaah haji agar tidak terjadi gangguan kesehatan,” tutur Kepala Seksi Kesehatan PPIH Daker Madinah, dr. Edi Supriatna, Senin 26 Agustus 2019.
Menurut Edi, pihaknya selalu mengingatkan jemaah haji agar tidak melakukan kegiatan yang berlebihan untuk menekan angka kesakitan.
Edi menambahkan saat ini, jemaah haji gelombang II telah melewati fase puncak ibadah haji di Armuzna dan Makkah, di Madinah mereka melaksanakan salat Arbain kemudian menunggu masa kepulangan.
“Oleh karena itu, agar kepulangannya berjalan dengan baik dan selamat, maka kita harus tekan angka kesakitan dan kematian (jemaah) agar bisa pulang dengan selamat,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa PPIH senantiasa mengawal jemaah dengan risiko tinggi (risti) agar dapat meminimalisir gangguan kesehatan pada jemaah risti.
“Upaya kita adalah terus memberikan edukasi kepada jemaah risti, dikawal terus bahwa kepulangannya sudah semakin dekat dan kondisi kesehatannya harus terus dijaga, salah satunya dengan selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) agar senantiasa terlindung dari gangguan kesehatan,” imbuhnya.
Edi menjelaskan bahwa gangguan kesehatan dapat terjadi karena empat faktor, yakni faktor air, suhu, kelelahan dan adaptasi terhadap cuaca di Arab Saudi.
Selain itu, Edi mengungkapkan bahwa kerapkali jemaah tidak menyadari faktor risiko yang ada di dalam dirinya, seperti penyakit bawaan dan kelelahan yang bisa memicu timbulnya gangguan kesehatan.
“Inilah yang perlu kita edukasi kepada jemaah,” pungkasnya.
Komentar