Padang – Universitas Andalas (Unand) memperluas inisiatif pengabdian masyarakatnya dengan mengembangkan objek ekowisata yang berfokus pada aneka ikan hias di Kampung Sungkai, Kelurahan Lambung Bukit. Program Kemitraan Masyarakat Membantu Nagari Membangun (PKM-MNM) ini bertujuan untuk meningkatkan potensi ekonomi dan pendidikan di wilayah tersebut.
Lambung Bukit, yang berlokasi strategis dekat dengan Kampus Unand Limau Manis dan berbatasan dengan hutan Bukit Barisan, memiliki populasi 4.058 jiwa yang tersebar di 896 rumah tangga. Daerah ini menjadi fokus program Salingka Kampus Unand.
Meskipun sebagian besar penduduk Kampung Sungkai berprofesi di sektor pertanian, termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perikanan, kondisi ekonomi masyarakat secara umum masih perlu ditingkatkan. Potensi alam yang melimpah menjadi modal utama untuk pengembangan ekowisata.
Unand, bekerja sama dengan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Sungkai Permai, telah mengembangkan Program Ekowisata Sungkai Green Park (ESGP). Inisiatif ini mencakup budidaya sayuran organik, pengolahan teh daun sungkai, pembangunan bumi perkemahan, serta penyediaan fasilitas pendukung seperti pondok diskusi dan mushala. ESGP juga mengembangkan budidaya lebah tanpa sengat untuk produksi madu dan propolis.
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), organisme hias, termasuk ikan hias, dipelihara untuk tujuan dekoratif. Ikan hias, sering disebut sebagai “permata hidup,” memberikan nilai estetika dan hiburan.
Industri global ikan hias melibatkan lebih dari 2.500 spesies, dengan 60% berasal dari air tawar. Ikan hias air tawar lebih diminati karena perawatannya lebih mudah dan murah dibandingkan ikan laut. Tren aquascape, yang menata lingkungan akuatik menyerupai habitat alami ikan, semakin populer di kalangan penggemar.
ESGP mengembangkan objek Aneka Ikan Hias Outdoor untuk meningkatkan daya tarik wisata. Setelah memperkenalkan wisata ikan koi pada tahun 2024, ESGP menambahkan lima kolam ikan hias berkonsep alami pada tahun 2025.
Sebanyak 27 jenis ikan hias, baik spesies asli Indonesia maupun eksotik dari Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika, ditempatkan sesuai dengan ukuran dan perilaku sosialnya. Kolam-kolam tersebut dikelilingi oleh perbukitan kecil, menciptakan suasana alami.
Objek ini juga berfungsi sebagai sarana eduwisata. Papan informasi tentang jenis ikan, asal-usul, dan habitat aslinya disiapkan untuk edukasi anak-anak sekolah. ESGP juga menyiapkan Manual Layanan Edukasi Aneka Ikan Hias yang memuat deskripsi ikan, regulasi perdagangan, dan lingkungan pemeliharaan.
Fasilitas ini juga akan menjadi wahana praktikum lapangan, kerja lapangan, dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa Unand dan perguruan tinggi lainnya. Peluncuran objek ekowisata ini ditargetkan pada Oktober atau November 2025, dan direncanakan dibuka langsung oleh Rektor Universitas Andalas.