Padang – Universitas Negeri Padang (UNP) meningkatkan frekuensi simulasi bencana sebagai respons terhadap potensi ancaman gempa bumi dan tsunami di wilayah tersebut. Langkah ini diambil setelah simulasi evakuasi gempa bumi dan tsunami yang melibatkan seluruh sivitas akademika pada Rabu, 5 November 2025.
Rektor UNP, Krismadinata, menekankan pentingnya kesiapsiagaan mental dalam menghadapi bencana. “Yang paling utama adalah kesiapan mental,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa UNP berada di wilayah rawan gempa dan dekat laut, sehingga potensi tsunami selalu ada.
Simulasi tersebut merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Wali Kota Padang Nomor 300.2.3/1/BPBD-Pdg/X-2025 tentang Partisipasi Pelaksanaan Drill Bencana Gempa Bumi Berpotensi Tsunami, yang kemudian diimplementasikan oleh UNP melalui Surat Edaran Rektor Nomor 1537/UN35/KL.01.00/2025.
Krismadinata menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam simulasi tersebut. “Ini hal yang sangat penting karena menyangkut nyawa manusia,” katanya. Ia juga berterima kasih kepada pimpinan, dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan UNP atas partisipasi mereka.
UNP berencana untuk menjadikan latihan kebencanaan sebagai kegiatan rutin yang terjadwal dua kali setahun. “Kegiatan ini akan terus kita budayakan,” jelas Krismadinata. Simulasi tidak hanya akan fokus pada gempa dan tsunami, tetapi juga mencakup simulasi kebakaran dan bencana lainnya.
Selain itu, UNP telah menyiapkan sarana dan prasarana pendukung sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana. Beberapa gedung di lingkungan kampus telah dirancang sebagai shelter atau tempat evakuasi sementara.
“Gedung-gedung di UNP seperti Rektorat, fakultas, dan pusat layanan sudah memenuhi standar sebagai shelter bila terjadi tsunami,” ungkap Krismadinata. Struktur bangunan juga dirancang agar kokoh saat terjadi gempa untuk meminimalkan risiko dan dampak yang mungkin timbul.
Dengan langkah-langkah ini, UNP berupaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh warga kampus dan masyarakat sekitar dalam menghadapi potensi bencana. Krismadinata berharap, “Seluruh warga kampus harus terbiasa berlatih agar tidak panik ketika bencana benar-benar terjadi.”






