Padang – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tengah berupaya memperkuat pemahaman masyarakat terkait investasi syariah. Hal ini dilakukan sebagai langkah strategis untuk menjadikan Sumbar sebagai pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, menekankan pentingnya peningkatan literasi investasi syariah di kalangan masyarakat. Menurutnya, mayoritas penduduk Sumbar yang beragama Islam dan berpegang pada falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) memiliki potensi besar dalam pengembangan keuangan syariah. Namun, kurangnya pemahaman membuat masyarakat rentan terhadap investasi ilegal.
“Sumbar punya modal sosial dan budaya yang kuat untuk mengembangkan investasi syariah,” ujar Mahyeldi saat membuka Minangkabau Sharia Investment (MiSI) 2025 di Aula Kantor Gubernur, Selasa (26/8/2025). “Tapi literasi yang lemah membuat masyarakat kita mudah tergiur investasi ilegal. Karena itu edukasi keuangan syariah menjadi sebuah kebutuhan.”
Mahyeldi mengajak generasi muda untuk memanfaatkan peluang di pasar modal syariah yang terus berkembang. Ia meyakini bahwa instrumen seperti saham syariah, sukuk, dan reksa dana dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah jika dikelola dengan baik. “Kita membutuhkan anak-anak muda yang melek finansial, mampu mengelola investasi dengan cerdas, dan menjadikannya energi baru untuk menggerakkan ekonomi Sumbar,” tambahnya.
MiSI 2025, sebuah program kolaborasi antara Yayasan Zahabat Eksyar Indonesia (ZEI), Bursa Efek Indonesia (IDX), dan BeraniKarya.id, menghadirkan sekitar 100 peserta dari kalangan muda dalam format talkshow interaktif.
Reza Firmansyah Hasibuan, Direktur Eksekutif ZEI, menjelaskan bahwa MiSI 2025 bertujuan untuk menjembatani kesalahpahaman tentang investasi di kalangan anak muda. “Masih banyak yang menganggap investasi itu rumit atau bertentangan dengan syariat,” ungkapnya. “Lewat MiSI, kami ingin menunjukkan bahwa pasar modal syariah adalah ruang investasi yang aman, transparan, dan sesuai nilai Islam.”
Acara bertema “Merdeka Finansial Tanpa Riba: Saatnya ke Pasar Modal Syariah” ini didukung oleh KDEKS Sumbar, Bank Indonesia, OJK, MES, serta komunitas mahasiswa. Diskusi interaktif mengenai peluang investasi, mitigasi risiko, dan akses ke produk keuangan syariah menunjukkan antusiasme peserta. Narasumber dari IDX, OJK, dan KISI Sekuritas memberikan pemahaman tentang mekanisme investasi syariah, regulasi perlindungan investor, dan strategi investasi aman sesuai prinsip syariah.