Ermiwati, Desainer Sumbar, Sabet Rangkayo Award 2025 di Jakarta

oleh -96 Dilihat
desainer-sumbar-ermiwati-terima-rangkayo-award-2025
Desainer Sumbar Ermiwati Terima Rangkayo Award 2025

Jakarta – Ermiwati, seorang perancang busana yang dikenal karena dedikasinya dalam mengangkat kerajinan sulaman tenun, bordiran, dan batik, menerima penghargaan dalam ajang Rangkayo Award 2025. Acara yang bertajuk “Tokoh Minang Menyonsong Generasi Emas 2025” ini diselenggarakan di Borobudur Hotel Jakarta pada Sabtu (19/7/2025).

Ermiwati, yang akrab disapa Emi, didampingi oleh suaminya, Arlin Teguh Ardani, selama acara berlangsung. Ia mengikuti setiap rangkaian acara dengan seksama, mulai dari awal hingga akhir.

Pada sesi peragaan busana yang diadakan pada Minggu (20/7/2025), Emi turut serta dengan menampilkan langsung karya-karya jahitannya yang memiliki desain unik.

Sebagai pemateri utama dalam pelatihan menjahit, menyulam, dan membuat kerajinan tangan, baik untuk tingkat pemula maupun lanjutan, Emi mengungkapkan bahwa penghargaan Rangkayo Award ini diterimanya berkat inspirasi dari kekayaan budaya Sumatera Barat (Minangkabau). Inspirasi tersebut kemudian dituangkannya ke dalam desain batik, tenun, dan sulaman.

Desain-desain karya Ermiwati bahkan telah memperoleh pengesahan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Kemenkum & HAM, termasuk Batik dan Tenun Motif Adat Kajang Padati Khas Kota Padang yang telah bersertifikat HAKI.

Pemilik Rumah Mode yang berlokasi di Jl. Beringin IV B No.19, Lolong Belanti, Kec. Padang Utara, Kota Padang, Sumbar ini, patut berbangga diri. Karya-karyanya telah dikenakan oleh berbagai kalangan, tidak hanya di Sumatera Barat, tetapi juga di tingkat nasional. Pada Sabtu (19/7), Emi mendapatkan pengakuan dari Perkumpulan Rangkayo Minang Indonesia.

Desainer Emi telah mengharumkan nama Sumatera Barat dengan merambah dunia mode internasional. Pada ajang World Nomads Fashion Festival di Kyrgyzstan pada tahun 2022, Emi Arlin membawa karyanya untuk memeriahkan lantai catwalk dengan tema “The Beauty of Minangkabau”.

“Tak disangka, berkarir di bidang fesyen yang mengawalinya dari rumah produksi yang kecil, secara mandiri berbuah apresiasi berbagai pihak,” ujar Emi, seorang alumnus Universitas Negeri.

Ia menambahkan bahwa dirinya juga memberikan pelatihan kepada banyak orang. Awalnya, ia merasa berat untuk disebut sebagai desainer. Namun, Emi tidak dapat menahan apresiasi yang diberikan kepadanya, sehingga sebutan desainer kini melekat pada dirinya.

Sebagai wujud kecintaannya pada Ranah Minang, Emi fokus mengangkat kerajinan dan budaya Sumatera Barat melalui karya sulaman benang emas, songket Sumbar, dan telah mempekerjakan belasan karyawan di rumah modenya.