Rumah Besar Wartawan Dikokohkan Lagi di Monumen Pers Nasional

oleh -23 Dilihat
rumah-besar-wartawan-dikokohkan-lagi-di-monumen-pers-nasional
Rumah Besar Wartawan Dikokohkan Lagi di Monumen Pers Nasional

Surakarta – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat kembali menorehkan sejarah dengan pengukuhan pengurus periode 2025-2030, setelah sempat mengalami kevakuman kepengurusan. Acara tersebut berlangsung di Monumen Pers Nasional, sebuah gedung bersejarah bagi insan pers di seluruh Indonesia, pada Sabtu, 4 Oktober 2025.

Pengukuhan ini merupakan tindak lanjut dari Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan yang diadakan di Cikarang, Jawa Barat, pada 30 Agustus 2025. KLB tersebut menjadi titik balik setelah hampir dua tahun PWI Pusat mengalami sengketa kepengurusan yang berujung pada pembekuan kegiatan dan bahkan penguncian kantor pusat di Kebon Sirih.

Menkomdigi Mutya Hafid dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran wartawan bagi bangsa dan negara. “Wartawan itu sampai kapan pun adalah pejuang, wartawan dibutuhkan oleh bangsa dan negara,” ujarnya. Ia juga mengakui bahwa PWI adalah aset negara yang tidak seharusnya dibiarkan larut dalam konflik.

PWI, yang lahir di Surakarta pada 9 Februari 1946, memiliki sejarah panjang dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Tanggal kelahirannya kemudian ditetapkan sebagai Hari Pers Nasional melalui Keppres Nomor 5 Tahun 1985. Organisasi ini didirikan oleh tokoh-tokoh pers pejuang yang memiliki komitmen kuat terhadap kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.

Mutya Hafid, yang memiliki latar belakang jurnalis, berperan sebagai negosiator dan mediator dalam menyelesaikan konflik internal PWI, sehingga KLB Persatuan dapat terlaksana.

Ketua Umum PWI Pusat Ahmad Munir menyatakan bahwa pengukuhan ini merupakan momentum untuk memperkuat kembali organisasi. “PWI adalah rumah besar wartawan nasional, dua tahun rumah ini sempat guncang, tapi lewat jalur konstitusi organisasi, hari ini rumah besar ini kita teguhkan untuk kokoh berdiri lagi,” katanya dalam pidato pengukuhannya.

Munir juga mengajak seluruh wartawan untuk terus berkarya secara profesional dan bertanggung jawab, dengan berpedoman pada Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Ia menekankan bahwa karya jurnalistik memiliki nilai yang berbeda dengan informasi yang beredar di media sosial, karena melalui proses verifikasi dan berpegang pada standar redaksi.

Penulis menekankan bahwa profesi wartawan adalah pers pejuang, dan saat ini perjuangan difokuskan pada kesejahteraan wartawan di tengah disrupsi informasi. Masyarakat dinilai semakin cerdas dalam memilah informasi dan membedakan antara berita yang kredibel dan hoaks.

Acara pengukuhan tersebut dihadiri oleh Menkomdigi, Wamenkomdigi, Dewan Pers, Wakil Wali Kota Surakarta, dan Dirjen IKP Komdigi. Diharapkan, PWI Pusat periode 2025-2030 dapat kembali menjadi wadah yang kokoh bagi wartawan Indonesia dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.