Solok – Ketua DPRD Sumatera Barat, Muhidi, membagikan pengalaman hidupnya yang penuh liku kepada para pengurus OSIS SMK se-Kota dan Kabupaten Solok. Kisah tersebut disampaikan dalam acara Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang diselenggarakan di SMK Negeri 1 Kota Solok, Rabu (3/9).
Muhidi menceritakan perjalanan hidupnya sejak remaja hingga menduduki posisi pimpinan di lembaga legislatif Sumbar. Ia mengungkapkan pernah menjadi penyelam lokan, bekerja sebagai tukang kayu, hingga menjadi buruh angkut di toko bangunan demi membiayai pendidikannya.
“Jadi waktu SMA paginya saya sekolah dan setelah itu bekerja di pabrik karet yang harus ditempuh satu jam dengan jalan kaki,” ujarnya.
Lebih lanjut, Muhidi menjelaskan bahwa saat kuliah di jurusan fisika, ia sempat bekerja di usaha fotocopy. Setelah lulus, ia mengajar di MTsN sekolah Adabiah dan menjadi dosen di salah satu universitas di Sumatera Barat.
“Semua itu saya jalani dengan sabar. Kuncinya adalah menambah teman, berbagi dengan ikhlas, dan menjadikan setiap kesulitan sebagai peluang. Itu adalah modal untuk menjadi pemimpin, barang siapa yang bermanfaat untuk orang lain, itulah yang akan bertahan,” tegasnya.
Motivasinya terjun ke dunia politik, menurut Muhidi, adalah keinginan untuk membawa perubahan yang lebih besar bagi masyarakat. “Kalau ingin benar-benar berkontribusi, kita harus berani masuk ke ruang pengambilan keputusan. Itulah mengapa saya memilih jalan menjadi wakil rakyat, hingga dipercaya memimpin DPRD Sumbar,” imbuhnya.
Kepada para siswa, Muhidi menekankan pentingnya nilai-nilai kejujuran, gotong royong, dan ilmu pengetahuan sebagai fondasi kepemimpinan. Ia berpendapat bahwa seorang pemimpin tidak hanya bertugas memimpin, tetapi juga harus mampu merencanakan, mengevaluasi, dan bertanggung jawab atas setiap tindakan yang diambil.
“Teruslah membaca, teruslah belajar. Semakin banyak ilmu yang kalian bagikan, semakin matang pula diri kita. Pemimpin itu harus punya seni mempengaruhi, seni mempertahankan, dan seni mempertanggungjawabkan. Ingat, doa ibu, doa istri, dan doa anak perempuan adalah kekuatan yang tidak boleh diabaikan,” pesannya.
Muhidi juga mengingatkan para siswa untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. “Falsafah hidup kita harus berpijak pada Al-Qur’an. Jangan pernah menyakiti perempuan, karena doa mereka sangat menentukan langkah kita,” pungkasnya.
Para siswa menyambut antusias kegiatan LDK tersebut. Mereka menilai bahwa kisah hidup Ketua DPRD Sumbar menjadi inspirasi bahwa kesuksesan tidak diraih secara instan, melainkan melalui perjuangan, kesabaran, dan komitmen untuk terus memberikan manfaat bagi orang lain.