Sawahlunto – Simposium internasional bertajuk We Are Site Manager (WASM) resmi dibuka di Hotel Saka Ombilin, dengan fokus pada pengelolaan warisan budaya dunia. Acara yang berlangsung dari 24 hingga 28 Agustus ini dihadiri oleh delegasi dari 15 negara.
Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra, menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan keuntungan bagi kota yang dipimpinnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. “Terutama dalam memperkuat jejaring global, pertukaran pengalaman, dan peluang kerja sama pengelolaan warisan budaya dunia heritage,” ujarnya.
Riyanda menambahkan, simposium ini juga menjadi wadah untuk menunjukkan kesiapan Sawahlunto sebagai tuan rumah acara internasional. “Serta menegaskan komitmen kita dalam menjaga dan mengembangkan potensi warisan budaya yang dimiliki,” katanya.
Lebih lanjut, Riyanda berharap simposium ini dapat menghasilkan langkah konkret dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan heritage Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS). Ia juga menyoroti pentingnya peran pemerintah pusat dalam mempercepat pembentukan badan pengelolaan WTBOS. Badan ini diharapkan menjadi koordinator lintas sektor dalam menjaga kelestarian dan mengoptimalkan pemanfaatan warisan dunia tersebut.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, yang turut hadir dalam pembukaan simposium, menegaskan komitmen pemerintah pusat dalam mendukung pengelolaan situs warisan budaya dunia, termasuk Sawahlunto. “Simposium ini menjadi bukti peran aktif Indonesia dalam komunitas internasional pelestarian heritage,” tegasnya.
Fadli menambahkan, pemerintah pusat akan terus mendampingi daerah agar warisan dunia tidak hanya dilestarikan, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat. Simposium ini diharapkan dapat meningkatkan citra Sawahlunto di kancah nasional dan internasional, serta memperluas pengenalan kota ini sebagai warisan budaya dunia UNESCO.