Padang – Pemerintah Kota Padang tengah berupaya keras menanggulangi tingginya angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di wilayahnya. Data terbaru menunjukkan ribuan anak di kota tersebut belum mendapatkan akses pendidikan yang layak.
Dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Penanganan ATS yang digelar di Gedung Bagindo Aziz Chan Youth Center, Jumat (12/9/2025), Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menuntaskan permasalahan ini. “Pendidikan adalah hak dasar anak yang tidak boleh diabaikan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa pemerintah menargetkan tidak ada lagi anak usia sekolah yang tercecer dari sistem pendidikan. Upaya ini, menurutnya, menjadi perhatian serius demi mewujudkan generasi emas Kota Padang.
Maigus Nasir juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dunia usaha, dan masyarakat. Ia meminta seluruh pihak di kecamatan dan kelurahan agar lebih proaktif melakukan pendataan hingga ke tingkat RT. “Dengan begitu, setiap anak yang putus sekolah bisa terjangkau dan segera mendapatkan solusi yang tepat,” katanya. Ia optimis, dengan kolaborasi semua pihak, target Nol Anak Putus Sekolah di Kota Padang dapat segera terwujud.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Nurfitri, mengungkapkan bahwa berdasarkan data per 11 September 2025, jumlah ATS di Kota Padang mencapai 7.178 anak. “Dari jumlah tersebut, baru sekitar 36 persen yang berhasil didata secara detail, sedangkan 64 persen sisanya masih dalam proses pendataan,” jelasnya.
Nurfitri memaparkan tiga faktor utama penyebab anak putus sekolah. Faktor lingkungan, faktor internal sekolah, dan faktor ekonomi keluarga. Ia menjelaskan bahwa sekitar 28 persen ATS dipaksa bekerja membantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Pemerintah Kota Padang telah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk mengatasi persoalan ini. “Kita telah dan akan terus berupaya melakukan sejumlah langkah strategis mengatasi persoalan ini,” kata Nurfitri. Ia menambahkan bahwa pemerintah menyiapkan dua jalur strategi, seperti bagi anak yang di usia sekolah akan dikembalikan ke sekolah formal sesuai jenjangnya. Sementara anak yang sudah melewati usia sekolah akan diarahkan mengikuti pendidikan non formal melalui Paket A, B dan C.